Sebuah Mimpi dari Tuhan
Ketika Tuhan memberitahu ku, aku hanya bisa terdiam.
Sehingga bibirpun tak mampu berkata lagi. Jemariku, entah mengapa terasa lemas.
Tak mampu berkontraksi, yang hingga pada akhirnya air matalah yang berbicara.
Entah apa itu yang dibicarakannya, namun hati rasanya sejalan.
Terkadang Tuhan tidak mengerti apa yang aku inginkan.
Sehingga air mataku berontak meminta kebahagiaan. Sebenarnya bibirku tersenyum
simpul namun melengkung terbalik arah. Dan Tuhan tetap tidak merubah kenyataan.
Aku hanya bermimpi dan terlalu banyak tumpukan sebuah
harapan.
Ketika hujan berlari menemuiku, pelangilah yang aku rasakan.
Ketika hujan memelukku, pelangilah yang ternyata ku peluk. Ketika hujan
tersenyum padaku, pelangilah yang membuatku takluk. Itu sangat indah, bahkan
malam tak mampu membangunkanku. Tuhan merangkai mimpiku pada malam itu, dengan
kuasanya mimpiku tertata rapi dalam ingatanku. Aku bahagia jika harus mengingat
mimpiku. Lalu bagaimana jika harus mengingat kenyataan dalam hidupku? Air
matalah yang akan berbicara.
Karena sebenarnya hujan tidak akan pernah menjadi pelangi
untukku.
Comments
Post a Comment