Tanpa Alasan Sebab Akibat
Aku tidak pernah merasakan hal seperti ini sebelumnya. Tidak pernah berusaha, tidak pernah mengejar sesuatu yang bukan inginku. Semua ini sangatlah berbeda dari apa yang pernah aku lakukan kepada sosok lain. Jauh berbeda.
Entahlah... Entah apa yang sudah mempengaruhi jiwa raga ini. Semua logika dan perasaanku begitu semangat untuk berlari menggapai keinginan yang bukan harapanku. Jaringan dan sel-sel yang saling berhubungan ini begitu cepat menjalar menggapai hati dan pikiranku.
Aku seperti menggunakan narkoba, yang pada akhirnya mengalami kecanduan untuk terus berharap disetiap titik putaran waktu. Aku seperti mengejar cita-cita, mengejar kesuksesan yang akan ku petik di masa yang akan datang. Dan aku seperti tokoh kartun yang mengharapkan seorang pangeran untuk membangunkan tidur lelapku dari kesedihan.
Sosok itu sangat berbeda dari sosok lain yang pernah aku harapkan. Matanya tidak sipit, dan kulitnya tidak putih, tidak tinggi dan juga tidak tegas. Jauh dari apa yang pernah aku miliki sebelumnya. Sesosok manusia yang tidak pernah ku lihat oleh mata hati sebelumnya.
Tapi... Kali ini aku tidak memperdulikan kesempurnaan makhluk Tuhan. Dan segera ku hapus kriteria-kriteria yang membuatku sulit untuk terbangun.
Usaha yang ku lakukan tidak mempunyai alasan ataupun penyebab.
Jika ada yang berpendapat karena sosok itu baik ataupun romantis, menurutku itu bukan alasan untuk berlari menggapainya. Mengapa? Banyak sosok lain yang baik dan romantis dan mengapa aku tidak berlari menggapai sosok lain itu?
Jika ada yang berpendapat sosok itu tampan dan mempunyai gaya yang melankolis, menurutku itu bukan penyebab untuk terus berharap dan menunggunya. Mengapa? Dia bukan kriteria seperti sosok lain yang pernah ku dapatkan.
Usahaku untuk mencintai sosok itu tidak mempunyai alasan. Namun, rasanya begitu besar harapan kepada sosok itu.
Usahaku untuk terus mengejar sosok itu tidak mempunyai sebab dan akibat. Yang pada akhirnya sulit ku cari alasan sebab akibat untuk meninggalkannya.
Entahlah... Entah apa yang sudah mempengaruhi jiwa raga ini. Semua logika dan perasaanku begitu semangat untuk berlari menggapai keinginan yang bukan harapanku. Jaringan dan sel-sel yang saling berhubungan ini begitu cepat menjalar menggapai hati dan pikiranku.
Aku seperti menggunakan narkoba, yang pada akhirnya mengalami kecanduan untuk terus berharap disetiap titik putaran waktu. Aku seperti mengejar cita-cita, mengejar kesuksesan yang akan ku petik di masa yang akan datang. Dan aku seperti tokoh kartun yang mengharapkan seorang pangeran untuk membangunkan tidur lelapku dari kesedihan.
Sosok itu sangat berbeda dari sosok lain yang pernah aku harapkan. Matanya tidak sipit, dan kulitnya tidak putih, tidak tinggi dan juga tidak tegas. Jauh dari apa yang pernah aku miliki sebelumnya. Sesosok manusia yang tidak pernah ku lihat oleh mata hati sebelumnya.
Tapi... Kali ini aku tidak memperdulikan kesempurnaan makhluk Tuhan. Dan segera ku hapus kriteria-kriteria yang membuatku sulit untuk terbangun.
Usaha yang ku lakukan tidak mempunyai alasan ataupun penyebab.
Jika ada yang berpendapat karena sosok itu baik ataupun romantis, menurutku itu bukan alasan untuk berlari menggapainya. Mengapa? Banyak sosok lain yang baik dan romantis dan mengapa aku tidak berlari menggapai sosok lain itu?
Jika ada yang berpendapat sosok itu tampan dan mempunyai gaya yang melankolis, menurutku itu bukan penyebab untuk terus berharap dan menunggunya. Mengapa? Dia bukan kriteria seperti sosok lain yang pernah ku dapatkan.
Usahaku untuk mencintai sosok itu tidak mempunyai alasan. Namun, rasanya begitu besar harapan kepada sosok itu.
Usahaku untuk terus mengejar sosok itu tidak mempunyai sebab dan akibat. Yang pada akhirnya sulit ku cari alasan sebab akibat untuk meninggalkannya.
Comments
Post a Comment