Kenyataan yang Menyakitkan



Ketika hati ini berbicara. Ketika mata ini melihat. Ketika telinga ini mendengar. Kau mengucap beribu janji-janji manismu itu.

Melayang? Ya kau sangat membuatku terbang melayang sangat tinggi menjauh. Tapi... Kini aku melihat semua kenyataan itu. Kenyataan yang menyakitkan! Tergores luka yang tidak mengeluarkan darah sedikitpun itu lebih menyakitkan! Aku yang merasakan. Aku yang mengalami tak kuasa meyakinkan semua ini. Semuanya hancur! Punah! Pilu!

Aku seperti kehilangan kaki untuk berdiri. Sangat layuh untuk bisa berdiri. Aku seperti kehilangan mata untuk melihat. Sangat gelap tanpa cahaya setitik. Kata-kata “MATI” selalu mengepungku. Sehingga terlalu banyak definisi yang hinggap hingga lidahku terasa kelu. Kata-katapun menjadi sedimikian langka. Seolah-olah tak mampu membahasakan rasa cinta ini. Cinta kepadamu. YA AKU SANGAT MENCINTAI KAMU, SANGAT!

Hah... Ya Tuhaaaaan sampai kapan? Sampai kapan aku menjadi orang yang sangat lemah? Ini terlalu berat untuk ku hadapi, terlalu sakit untuk ku alami. Aku sangat bosan... lelah.....

Secepatnya aku ingin pergi dari semua cerita ini, terlebih aku ingin pergi dari kehidupan yang menyakitkan ini. Sesal? Tangis? Sia-sia? Ya semua itu benar... Kini, luka ini, kembali menghampiri. Semua luka harus ku alami setiap dimensi hidupku. AKU TAK INGIN!! Tapi juga tidak bisa menolak...

Apa yang aku pikirkan? Aku hanya memikirkanmu. Aku hanya mencintaimu. Berharap kau kembali dipelukanku sebelum semua ini terjadi, sebelum aku berpisah denganmu yang tidak lagi mencintaiku...

Aku mencatat pada buku harianku, mencatat pesan yang pernah engkau berikan kepadaku. Dengan huruf tebal dan besar serta tanda petik yang jelas terpapar, “I LOVE YOU”

Seribu janji kau ucapkan dari bibirmu, dan hanya dengan sekejap dan dengan mudahnya kau INGKARI? Semuanya Berubah! Berbeda! Kecewa itu yang aku rasakan! Kebohongan! Itu yang bisa kamu berikan HAH ?! Kamu mencintai dia? Bagaimana dengan aku! Peduli? Jangan pedulikan aku. JANGAN!

Aku bosan dengan kehidupan ini. Aku bosan mencari tau. Aku bosan berteriak padamu. Bosan! Sangat bosan bila harus memberimu ruang dihatiku yang tersita dengan sia-sia !! Tapi... Entahlah perasaan ini selalu mengalahkan semua logikaku...

Mimpi indah itu tak pernah menjadi nyata. MENGAPA!!?? Dan sekarang... Hanya luka luka luka dan LUKA YANG AKU RASAKAN!

Lagi-lagi kamu tak ada disini. Ya disini bersamaku, disampingku. TIDAK ADA ! Aku butuh kamu. Sangat membutuhkanmu. Tangan yang menghapus air mataku saat ini.. Aku menangis? Kenapa TIDAK! Hati ini sakit. Apa yang harus dipedulikan!? Sulit untuk berpura-pura, berpura-pura untuk tegar ini sangat sakit! Tak mampu lagi ku tahan rasa kecewanya hati. KECEWA dan sangat KECEWA! Rasa itu mungkin musnah. Hilang. Lenyap! Aaaaaaaa... Mengapa seperti ini?  Kehampaan inilah yang aku rasakan. Sakit. Sangat sakit, terasa bagaikan diiris dan luka tanpa mengeluarkan darah. Ya Tuhaaaaaaan.. Aku ingin terlepas, tapi... Cengkraman penderitaan ini terlalu kuat. Logika pun tak mampu mengalahkan perasaan ini.

Luka ini. Air mata ini. Penyesalan ini. PERCUMA DAN SIA-SIA. Hati ini rapuh. Jiwa ini telah mati. Tapi apa yang bisa kamu perdulikan?

Entah makhluk apa dirimu itu? Seperti batu tak punya hati dan perasaan. Dan semua janji itu. Janji itu hanya bisa aku dengar. Hanya bisa aku simpan, dan semuanya kau ingkari. ITU SANGAT BURUK! Apa kamu pernah merasakan bagaimana rasanya di ingkari?

Bersembunyi dibalik gelapnya malam, menyembunyikan air mata yang mengalir disaat turun hujan. Mungkin itu sangat baik dengan apa yang aku lakukan. Dan itu membuatku terlihat tegar.

Bagaimana caranya menghentikan air mata ini? Impianku mungkin hanya sebatas dalam mimpi. Harapan? Mungkin harapan-harapan “AKU INGIN MATI SAJA” yang sekarang aku harapkan.

Ingin sekali aku menulis beribu-ribu kata “Benci” kepadamu! Namun... Mengapa, MENGAPA?! Rasanya SULIT. TIDAK BISA. Tangan ini tak mau bergerak sedikitpun.

Ya ini bukanlah yang pertama aku rasakan sakit seperti ini. Tapi mengapa? Hati ini tidak mau berlabuh ke lain hati. KENAPA?! Aku hanya bisa terdiam. Pasrah. Senyum kesakitan yang mungkin selalu aku tampakkan. Ya.. Aku masih bisa tersenyum!

Harus kemana lagi. Kemana aku harus pergi untuk mencari ketenangan hati. Semuanya terlalu sulit untuk aku temukan.

Apa ini jalan kehidupan yang Engkau rangkay untukku? Dimana keadilan itu? DIMANA!! Haruskah aku mengalah? Mengalah terus mengalah?! Sampai kapan aku harus merasakan kepedihan ini? Aku tidak ingin! AKU TIDAK INGIN! Ini yang membuatku tidak ingin hidup lama. Ini membuatku ingin mati. Ya MATI!

Bodoh.. Sangat bodoh!!! Aku tidak ingin membenci orang yang membuatku hancur. Karena itu bisa membuatku terlihat sangat BODOH! PECUNDANG! Tubuh ini lemas. Sangat tidak berdaya.

“Apa darah ini masih mengalir?”
“Apa jantung ini masih berdetak?”

Aku masih hidup, tetapi, rasa ini mati... hancur. Kenapa bisa sesakit ini. Dan aku tidak tau letak luka itu berada. Luka itu tidak mengeluarkan darah. Tidak setetespun. Tapi, rasa sakit itu bisa membuatku mempunyai keinginan untuk MATI! AKU INGIN MATI SAJA! Apa itu yang terbaik? Dengan pergi meninggalkan dunia apa itu bisa membuat perasaanku membaik? Ya Tuhaaaaaaaaaan aku sangat membutuhkan seseorang yang bisa membuat hidupku menjauh dari air mata yang mengalir melewati guratan pipi setiap aku mengingat dia. Sulit, sangat tidak mudah aku lewati bila harus sendirian. Apa yang aku inginkan? Yang sangat aku inginkan tidak pernah menjadi suatu keinginan yang tercapai. Mengapa?

Untuk bernafaspun aku lemah. Untuk melihat jari-jari ku yang sudah kakupun aku lemah. Apalagi untuk menerima kenyataan ini. Aku tidak bisa berfikir. Aku seperti ketakutan. Mata ini melihat. Tapi tetap kosong. Mengucapkan satu huruf saja aku tidak bisa. Menggerakkan satu jari saja aku tidak bisa. Rasa sakit ini mengepung semua tenaga. Habis. Hilang. Tenaga itu tidak ada.

Rasa sayang itu dibalas dengan kepedihan? ITU TEGA.. SANGAT TEGA! Siapa yang mau merasakan hal seperti ini? TIDAK ADA? Membenci orang itu sakit SANGAT SAKIT !!!

Cinta tak harus memiliki? “Itu Bohong!!”
Semua orang ingin memiliki, bahkan kadang aku merasa harus memiliki.

Dengan melihat orang yang dicintai bahagia, akupun akan bahagia? “Bohong!!”
Aku hanya berpura-pura bahagia, disaat hatiku sakit, dan semua itu telah mengajarkanku untuk menjadi orang yang MUNAFIK.

Hancur! Retak! Luluh! Lantak! Berkeping-keping dan Tinggal Puing!
Tak terasa aroma nostalgia kembali bersemi, bersemi disaat datangnya hujan. Dan pada saat itu aku berfikir bahwa aku terlahir untuk membuatmu bahagia.. Ya membuatmu bahagia! Sehingga apapun yang kamu inginkan, aku selalu berusaha keras agar dapat memberikannya. Meski terkadang harus ku korbankan segenap jiwa ragaku. Meski aku harus menderita, kecewa, dan luka. Ya sangat TERLUKA!

Pedih.. Sangat sangat pedih! Semua karena kamu! Ya.... karena kamu telah mengkhianati janji dan kesetiaan yang selama ini kukemas rapi. Sangat rapi. Tapi..... aaaaaaaaaaaa semuanya hancur. BERANTAKAN!

Aku hanya bisa terdiam kaku, tersentak tanpa kata. Diam tanpa gerakan..... “Apakah dunia gelap? Apakah matahari menghilang? Dimana cahaya itu?” Semuanya telah menghilang, menjauh, pergi sangat jauh, dan tak kutemukan lagi.

“Mengapa hanya lirih luka yang ku dapat?”

Aku yang merasakannya pun tidak bisa menjawab pertanyaan yang telah aku lontarkan.......

Dan sampai saat ini aku masih bertahan. Bertahan dengan perasaan yang tidak tau bagaimana keadaanya. Bertahan dengan air mata yang terus mengalir…

Comments

Post a Comment

Instagram